4 Days Trip to Surakarta (Babak 2)

        

Stadion Manahan
Sumber: Dokumen Pribadi
        Tak terasa malam sudah larut, gua udah ngantuk buanget. Maklum lah, gua memang terbiasa tidur dibawah jam 10 malam hehe. Lalu gua minta kawan gua ini untuk balik aja ke tempat masing-masing. Sekalian istirahat karena besok kami akan melakukan aktifitas lain lagi.

        Aktifitas yang sudah pasti akan kami lakukan esok hari diantaranya adalah lari pagi di stadion manahan, setelah itu keliling-keliling kota Solo.



BABAK 2

        Pagi hari yang cerah, burung-burung pun bernyayi alam pun tersenyum ( eh kok jadi nyanyi). Pagi hari tanggal 30 Mei, gua dan kawan gua rencananya mau ke Stadion yang ada di kota Solo, yups namanya Stadion Manahan. Rencananya sih mau jogging minggu pagi gitu. Karena jujur aja badan gua rentek setelah duduk selama lebih dari 12 jam di bus kemarin. Pengen renggangin badan aja gitu. Hitung-hitung cari keringat juga (enakna juga nyari duit ) hehehe.

        Eitss tapi sebelum kami ke stadion untuk jogging, kami memutuskan untuk sarapan dulu di angkringan nasi pecel rekomendasi dari kawan gua. Isi perut dulu biar gak pingsan, kalo salah satu diantara kami sampe pingsan, ribet gotongnya (lagian siapa juga yang mau gotong orang pingsan? heheheh canda deng). Nasi pecel rekomendasi dari kawan gua ini wuenak banget. Porsinya pas, walaupun nasinya agak kebanyakan bagi gua, lauknya beragam bisa costum juga, sambalnya beuh nendang banget pedesnya. Namun dari semua itu yang paling penting adalah harganya yang murah meriah. Cocok untuk musafir kere kayak gua.

        Pepatah perut kenyang hatipun senang itu benar adanya ya ternyata. Nah setelah perut full tank, kami baru deh langsung pergi ke Stadion Manahannya. Dengan berbekal nekat,  motor sewaan, maps, dan doa kami yakin akan sampai ke tempat tujuan tersebut. Di jalan, gua sempet ngeliat banyak banget orang bersepeda. Sepedanya juga macem-macem, ada sepeda gunung, sepeda onthel bahkan ada BMX, seru kali ya kapan-kapan gua bawa sepeda ke Solo. Kata kata temen gua, sepeda-sepeda itu bisa kok gua dapetin di tempat penyewaan sepeda. Hnggg, boleh tuh kapan-kapan juga gua sewa sepeda.

        Sekitar 20 menit perjalanan dari tempat nasi pecel dan sempat nyasar-nyasar dan melewati beberapa putaran balik gua dan kawan gua akhirnya sampai juga di stadion Manahannya, hari udah agak siang tapi udara masih sejuk, masih segar. 

Coba tebak, ini di parkiran mana hayo?
Sumber : Dokumen pribadi

Bangunan Stadion Manahan
Sumber : Dokumen Pribadi

Tampak dalam Stadion Manahan
Sumber : Dokumen Pribadi


        Saat kami sampai di Stadion Manahan, kami langsung meletakan motor yang kami sewa di parkiran motor.  Lokasi parkiran motor dengan stadionnya lumayan jauh, kami harus berjalan kaki beberapa meter untuk bisa sampai ke dalam stadion.  Setelah sampai di salam stadion, kami langsung melakukan aktifitas lari pagi (tapi gua malah jalan santai, karena udah ngos-ngosan jalan dari parkiran motor ke tempat lari pagi nya, hehehe). Gua nyaman banget jalan di tempat tersebut, tempatnya asri, rindang, walaupun banyak orang karena pada saat itu adalah hari Minggu tapi gak terlalu sesak. Cocok lah untuk refreshing di pagi hari, apalagi saat weekend bersama keluarga. Sambil menikmati suasana pagi hari 

         Gua dan kawan gua sempet istirahat sebentar setelah jogging melintasi putaran Stadion Manahan. Sembari berdiskusi sebentar tentang kemana kami akan melanjutkan perjalanan. Gua nanya ke kawan gua daerah yang ada toko buku di dekat situ, dia bilang ada, tapi dia tiba-tiba mengusulkan banyak tempat destinasi wisata seru di Solo. Ada banyak wisata alam seru yang sayang untuk dilewatkan katanya. Ya gua tertarik lah, kapan lagi bisa ngayab seharian full pake motor di kota orang tanpa ditanyain ortu "kapan pulang?" hehehehe. Apalagi ini wisata alam, yang bener-bener alami. Akhirnya gua serahkan keputusan tempat wisata ke kawan gua ini. 

         Sebelum melakukan perjalanan ke wisata alam gua minta waktu ke kawan gua untuk ganti baju dan bersih-bersih. Karena badan gua rasanya lengket banget. Sambil nunguu gua yang beberes rempong, kawan gua ini keliling-keliling pake motor kemana tau, terserah dia aja lah soalnya kalo nungguin gua yang ada bakalan jenggotan tuh orang hehe. Lumayan lama juga gua bersih-bersih dan ganti baju, sekitar  satu setengah jam lah (padahal aslinya satu jam doang, setengah jam nya gua beresin barang-barang yang ada di hotel kapsul). Abis itu gua langsung ngabarin kawan gua kalo gua sudah selesai urusannya. 

        Langsung deh kami pergi ke wisata alam, kami berangkat sekitar pukul 10 pagi waktu indonesia bagian barat. Di tengah perjalanan kami memutuskan untuk membeli perbekalan (padahal beli minuman doang) dan juga beli beberapa alat kebersihan, biar di tengah jalan bisa bersih-bersih sedikit. Karena waktu hampir masuk waktu makan siang, kami sekalian mampir ke tempat makan yang ada di tengah perjalanan. Perjalanan menuju tempat makan tersebut juga sejalan dengan lokasi wisata alam yang akan kami kunjungi, wah pas banget gak tuh. Dalam perjalanan, gak ada yang bisa menjamin apa yang akan kita hadapi. Dalam perjalanan pula gak ada yang pasti kecuali kesasar, nyasar adalah hal yang sangat sudah pasti akan terjadi whenever we're doing trip or travel. Tapi disitu serunya perjalanan, tanpa kesasar trip hanya akan terasa seperti sayur tanpa garam. Iya, iya kami sempat nyasar gara-gara gua telat baca maps (Penyakit kebanyakan wanita sebenernya ini).

        Kami sempat salah belokan, lalu tiba-tiba ke tempat antah berantah yang jalanannya masyaallah meresahkannya. Bikin kami ingat selalu akan Tuhan, Dzikrullah terus dalam hati. Awalnya kami mau gas pol aja tuh lewatin jalan yang udah kayak rintangan Benteng Takeshi. Tapi ketika gua liat di ujung jalan ada turunan yang curam banget, gua langsung bilang ke temen gua untuk muter aja. Gua gak kuat liatnya, gak sanggup. Lalu kami putar balik sampai ke jalan utama, jalan awal yang kami lewati sebelum kami salah belok jalan. Gua gak kebayang kalo kami nekat melewati jalan curam itu. Bisa-bisa kami pulang hanya tinggal nama kali ya, Naudzubillah.

        Fyuh akhirnya sampai di tempat makan yang kami tuju. Lagi-lagi tempatnya sangat unik, mengangkan tema tempoe doeloe. Pernak-pernik dan utensile yang ada di tempat ini mayoritas adalah barang klasik namun suasananya cocok untuk anak muda 


Tampak depan tempat makan
Sumber: Yoga Aditama


Mobil impian waktu kecil wkwkwk
Sumber : Dokumen Pribadi
        

           Selain suasananya yang unik banget, pemandangan yang disajikan tempat ini juga gak main main gaes. Kalian bisa makan sambil menikmati udara sepoi-sepoi yang gak akan kalian dapatkan di Jakarta. Hamparan kebun teh yang menjadi pemanja mata yang sudah lelah akan hiruk-piruk ibu kota. Dijamin pikiran kalian yang carut-marut akan terurai rapi kembali ketika kalian masuk dan menikmati makanannya yang khas. Kata kawan gua, tempat ini tuh identik banget sama teh khasnya, katanya juga teh nya itu lain dari teh kebanyakan. Gua sempat sih nyobain tehnya, menurut gua tek nya memang enak, tapi gua gak menemukan keunikannya dimana hiks, mon maap ya kawan, gua memang bukan penikmat atau peminat teh.

Photo asal-asalan
Sumber : Dokumen Pribadi


            Alhamdulillah, perut kenyang kami siap melakukan perjalanan selanjutnya. Destinasi yang akan kami kunjungi setelah ini adalah Candi Cetho yang ada di daerah Karanganyar. Perjalanan menuju lokasi tersebut cukup menguras tenaga gua. Penuh dengan lika-liku (seperti hidup gua). Gua sempat khawatir apakah motor yang kami kendarai kuat untuk sampai ke candi yang terletak di atas gunung but then again, with the permission of God we arrived safely alhamdulillah. Kali ini kami tak lagi nyasar (belajar dari pengalaman) jadi untuk ke tempat tersebut tak memakan waktu lama.
           
           Saat sampai di sana, seperti biasa hal pertama yang kami lakukan adalah memarkirkan motor karena tidak mungkin motor tersebut kami bawa-bawa ke atas candi (ya bisa encok sebadan-badan atulah). Kemudian kami langsung pergi ke loket untuk melakukan transakti pembayaran. Setelah membayar, kami dan para pengunjung lain langsung diberikan kain bermotif kotak-kotak hitam-putih untuk dipakai di pinggang  selama kunjungan di lokasi sekitar candi. Namun ada satu hal yang menjadi kendala gua, sayangnya provider SIM card gua gak bisa menjangkau jaringan di lokasi ini, sedih sekali rasanya tapi yasudahlah mungkin tandanya gua memang harus menikmati suasana candi tanpa adanya internet heheheh.
    
            
Pintu masuk candi
Sumber : Yoga Aditama


Tiket masuk dan kain
kotak-kotak hitam-putih
Sumber : Dokumen Pribadi

            Pertama kali ketika gua masuk ke lokasi candi, i was flipped as  a freaking cat! Bukan main, pemandangannya keren banget. Suasanya kental akan budaya kerajaan Hindu jaman dulu. Ditambah ada kabut disekeliling lokasi wisata yang menambah kesan magis namun eksotis.... kata kawan gua candi ini juga tempat ibadah yang masih digunakan oleh warga setempat. Jadi masih terdapat banyak dupa yang terpasang di beberapa spot candi ini. 

            Di awal perjalanan kalian akan dimanjakan dengan pemandangan setapak jalan yang rapi dan manis. Dikelilingi rumput di bagian kanan dan kirinya ditambah ada bunga berwarna kunung sebagai pagar pembatas antara rumput dan jalan setapak tersebut. Sepanjang jalan setapak itu, kalian akan melihat jelas kabut yang ada di candi Cetho itu

Sa ae temen gua ngambil foto ini
Sumber : Yoga Aditama


Kabut semua ini buset
Sumber : Yoga Aditama



Gerbang candi
Sumber : Dokumen Pribadi

           Setapak demi setapak bebatuan candi kami lewati, tangga demi tangga kami daki. Akhirnya sampai di puncak tertinggi candi, dimana terdapat kabut yang sangat tebal sejauh mata memandang. Di puncak tersebut ada sebuah bangunan yang dikhususkan hanya untuk masyarakat yang ingin melakukan aktifitas ibadah jadi gua dan kawan gua gak masuk ke bangunan itu. 

Gerbang tertinggi candi
Sumber : Dokumen Pribadi

Pemandangan dari puncak candi
Sumber : Yoga Aditama


          Lumayan Capek juga ya bre, nanjak candi berasa banget sesaknya karena dikelilingi kabut. Sempat gerimis-gerimis kecil (mungkin gerimisnya dari kabut kali ya). Yaudah aja, akhirnya kami balik turun ke bawah. Tapi jalan turun yang kami lewati untuk turun ke bawah berbeda dengan jalan kami menanjak. Jalan turun yang kami lalu ini lebih seperti jalanan dengan aspal, sedikit sekali bebatuan yang ada. Ternyata jalan turun tidak selama ataupun semelelahkan jalan naiknya. Tak terlalu lama kami langsung sampai di tempat parkiran motor. 

            Tempat selanjutnya yang kami tuju adalah suatu tempat yang sepi sekali. Jujur aja gua lupa nama tempat itu apa. Sebenernya banyak spot foto yang bagus di tempat ini. Namun karena kurang terurus, tempat ini jadi kelihatan kumuh dan lebih mirip kayak lokasi syuting film horor. 


Sepeda yang digantung,
kayak hubungan kalian wgwgwg
Sumber : Yoga Aditama

Those roots freak me out
Sumber : Dokumen Pribadi

 No words explain this image
Sumber : Dokumen pribadi


            Enggan berlama-lama di tempat itu, kami langsung memutuskan untuk pergi dan mencari tempat singgah yang lain yang sekiranya nyaman untuk kami sejenak melepas lelah dan penat. Gerimis masih membasahi bumi, udara dingin masih menyelimuti ditambah kabut yang masih tersisa di sepanjang perjalanan membuat baju kamu agak lembab.

            Akhirnya kami menemukan tempat yang pas, tempat yang banyak sekali warung-warung makanan. Kami lalu menyempatkan diri untuk singgah di salah satu tempat tersebut. Keadaan saat itu juga masih gerimis jadi ya sekalian saja kami berteduh diantara saung-saung di tempat tersebut. Namun nasib berkata lain kami sama sekali tidak mendapat tempat atau saung untuk berteduh, untungnya gerimis tidak terlalu membuat baju kami kuyub. Tak lama juga gerimis lansung berhenti, hari kemudian menjadi cerah kembali. Cukup lama kami mencari tempat untuk singgah, akhirnya pilihan jatuh kepada sebuah tempat duduk bambu di pinggir jurang kebun teh tanpa beratapkan apapun. Tak apa lah, yang penting kami mendapat tempat singgah. Lumayan lama kami singgah disana menyantap makanan dan minuman yang (mengandung micin dan kurang sehat heheheh)  telah kami pesan sambil menikmati pemandangan kebun teh dan pegunungan yang luas. Masyaallah, Fa bi ayyi ālā'i Rabbikumā tukażżibān.

          Tak puas hanya duduk diam di sana, kami kemudian menuju ke salah satu bukit yang berada di dekat tempat kami singgah. Namanya bukit Teletubies (tapi bukan bukit Teletubies yang ada di Malang loh ya).


Bukit Teletubies
Sumber : Dokumen Pribadi


Idem lah
Sumber: Dokumen Pribadi

          Udah capek, udah dekil, kumuh dan lusuh. Udah kayak anak gak keurus akhirnya kami pulang karena aktifitas besok masih panjang dan masih ada beberapa tempat lagi yang akan kami kunjungi di esok hari.  Dalam perjalanan semakin lama hari semakin gelap, kami lalu mampir sejenak di tempat makan yang pagi hari tadi kami kunjungi untuk menyantap beberapa menu. Sekalian juga kawan gua melakukan ibadah shalat Ashar di tempat makan tersebut. Hari makin gelap, suasana juga makin hening kami singgah disana sampai matahari benar-benar redup cahayanya (sekalian menanti waktu shalat magrib). Tak terasa kami satu-satunya pelanggan yang hanya tinggal berdua di tempat itu ternyata tempat itu tutup cukup awal, sayang sekali. Dalam perjalanann pulang gua ngerasa capek banget padahal gua di gonceng sama kawan gua. Dalam pikiran gua, gua aja secapek ini gimana kawan gua ya hampir remuk kali badannya. Dalam perjalanan pulang, kami melihat ada sebuah obejek unik. Ngh kira kira objek apa itu ya. Ternyata itu adalah tanaman hias yang dibentuk sedemikian rupa hingga menjadi bentuk bintang. Wahhh kreatip!

Jalanan yang membuat gua ketar-ketir
Sumber : Yoga Aditama

            Kami sampai di kota pada saat waktu masuk shalat isya, kawan gua lalu menyarankan untuk istirahat sebentar di masjid yang ada di dalam kampusnya sekalian melakukan ibada shalat isya. Setelah dia selesai shalat isya, dia mengeluhkan kondisi badannya yang pegal-pegal. Hmmm, bener aje yekan sudah gua duga pasti nih orang udah kayak tulang lunak badannya. HEHEHEHE. Setelah itu kami langsung pulang ke tempat masing-masing. Hari juga sudah larut malam jalanan gelap dan agak sepi. Mata gua udah tinggal 5 Watt.  Benar-benar perjalanan yang cukup melelahkan namun berkesan, banyak sekali hal-hal yang tak terduga sepanjang perjalanan kami. Besok we're going to throught another great adventure. So we took a rest well.




BABAK 3
        Penasaran kannnnn hari ke tiga kami kemana aja???? makanya stay tune terus ya gaes. CHERIO!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Posesif

Ditinggalkan Diri Sendiri

Love is a Game