Love is a Game
Kau rangkai kata-katamu untuk membuat ku yakin
Kemudian kau pergi dengan satu kalimat ragu
Kau datang dengan sejuta upaya sehingga aku sembuh
Namun kau pula yang sering membuat racun dalam nadi
Kau berusaha memenangkan nurani hati
Lalu kau berpesan padaku tentang niatan tuk menyerah
Kau mengangkatku untuk bangkit
Tapi kaulah orang yang juga menggores luka
"aku mencintaimu", katamu
"namun ternyata perasaanku belum selesai dengan orang lain", lanjutmu
Kalimat itu terdengar hambar menusuk kalbu
Aku telah kehabisan kata
Aku telah dibungkam oleh kebahagiaanu sendiri
Pipiku hangat akibat lirih air mata
Terlihat ruang kosong di balik bola mataku saat aku bercermin
Siapa lagi yang mengisi?
Aku merasakan hal ini lagi
Aku benci, aku benci harus hancur setelah aku memutuskan untuk bergantung
pada orang lain, kepada dirimu.
Kau bilang akan sangat sulit juga kahilanganku
Tapi kau tak rela jika dia pergi juga
EGOIS
Telah ku pugar kembali semua sandi-sandi yang kau lontarkan
Kini semua terdengar masuk akal
Aku tak pernah jadi satu-satunya penyembuh untuk keterpurukanmu
Sikapku tak pernah cukup berarti selama kau bersamaku.
Kini aku mengerti, mimpi mimpi harus ku revisi
Aku hanya ingin pulang
Komentar
Posting Komentar