Menjadi Larung dan Merebah

Play musiknya untuk pengalaman yang seru!

    

    Hari ke dua aku di Solo. Aku segera bangun dari tidurku sepagi yang aku bisa. Karena hari ini aku dan kawanku berencana untuk pergi ke wisata alam kebun teh Kemuning yang terletak di daerah Tawangmangu. Setelah siap, aku kemudian menunggu kedatangan kawanku. Kami janjian bertemu di depan penginapan yang aku tempati pada pukul 06.10-06.20 WIB. Aku menunggu setengah jam, namun ia belum datang. Sampai aku harus menunggu sekitar satu jam lebih. Ia datang dengan motor yang telah kami sewa. Setelah ia memarkirkan motor itu, ia langsung menghampiriku dan berkata bahwa dia sedang tidak enak badan.

    Kemudian ia langsung duduk dan bersandar pada kursi yang sedang ia duduki. Aku menawarkan untuk mencari sarapan pagi terlebih dahulu. Namun dia sudah terlihat sangat lemas dan lesu. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari makanan di salah satu restauran cepat saji terdekat. Sesampainya di restauran itu, kawanku langsung memesan makanan untuk ia santap. Alih-alih membeli makanan pada menu utama, kawanku ini malah membeli satu paket kue pukis isi lima dan secangkir teh hangat. Setelah sarapan, kawanku meminta tolong untuk diantarkan ke kost annya saja untuk istirahat. Dalam perjalanan menuju kost, kami membeli beberapa makanan di minimarket terdekat.

    Setibanya di kost kawanku, ia berkata padaku bahwa ia benar-benar sudah tidak kuat dan langsung memutuskan untuk beristirahat di kamarnya. Aku membiarkannya istirahat sebentar, sementara aku berkeliling kota Solo dan menyempatkan diri untuk menonton film di salah satu teater di dalam mall kota Solo. Waktu menunjukan pukul 12.00, aku mencoba untuk menghubungi kawanku dan menanyakan kabarnya. Namun tak ada jawaban sama sekali darinya. Aku mulai khawatir dan memutuskan untuk mendatangin kost nya sambil membawakannya roti sobek bermacam rasa. 

    Perjalanan menuju kost kawanku terasa sangat lama dan panjang. Aku mulai khawatir dengan keadaannya. Sesekali aku mempercepat laju kendaraanku secepat yang aku bisa. Butuh waktu sekitar 45 menit untukku hingga sampai ke tempat kost kawanku. Kostannya sangat sepi. Tak ada orang ataupun tetangga yang berlalu lalang disekitar tempat itu. Aku yang bingung antara harus langsung masuk ke dalam kost atau menunggu temanku keluar. Sambil tetap mencoba menghubungi temanku dengan panggilan WhatsApp, tetap tak ada jawaban. Aku baru ingat, malam sebelmunya kawanku berkata kalau ia telah kehabisan paket data internetnya. Ah, Aku mencoba menelfonnya dengan panggilan telfon biasa, karena mungkin ia belum mengisi paket data internet di telfon genggamnya. 

    Sudah lewat satu jam aku menunggu di depan kostan kawan ku yang menyebalkan itu. Menjengkelkan. Aku lapar, dan khawatir akan keadaan kawanku. Tiba-tiba ada seorang laki-laki muda yang datang dengan sebuah sepeda motor ke kostan kawanku itu. Dia menghampiriku dan menanyakan ada perlu apa. Kemudian aku menjawab.

"Saya temennya Yoga. Mau ketemu Yoga tapi saya gak bisa hubungi HP nya"

kemudian dia mempersilakan ku masuk dan memberi tahuku letak kamar yang kawanku tempati itu. Ia hanya bilang bahwa kamar kawanku ini terletak di lantai dua, kemudian laki-laki muda ini langsung masuk ke ruangan lain. Oh, Thank god! dalam hatiku. Akhirnya penantianku telah usai. 

    Untuk menuju ke lantai dua, terdapat tangga besi dengan bentuk melingkar yang berada di tengah bangunan sebagai akses. Di lantai dua terdapat beberapa ruangan. Aku tak tahu yang mana kamar kawanku. Namun beruntungnya aku, kawan ku ini tiba-tiba datang dari arah yang berlawanan (dia baru selesai mandi katanya) dan langsung menunjukanku yang mana kamarnya dan mempersilakanku masuk

    Jujur saja, ketika pertamakali aku masuk kedalam kamar itu aku merasa agak kurang nyaman. Ruangannya lembab, sesak, panas, gelap, sedikit ada aroma minyak kayu putih dan lumayan berantakan aku sampai bingung harus duduk di mana. Ketika aku melihat kawanlu yang masih lemas, aku langsung menanyakan apa yang ia rasakan. Katanya ia merasa sakit di bagian kepala dan sekijur tubuhnya. Padahal dia sudah minum obat pereda nyeri dan panas sebelumnya. Kemudian aku mewarkan diri untuk memijat kepalanya secara pelan-pelan. Waktu menunjukan pukul satu siang. Waktunya makan siang. Aku segera keluar mencari makan untukku dan kawanku agar dia juga bisa segera minum obat lagi.

  Kami makan siang dengan lauk seadanya (nasi dan sayur bening). Karena mencari makanan yang sehat di Solo lumayan susah ya shay. Aku sampai harus kesana kemari mencari rumah makan yang menyediakan menu sayur. Temanku juga sempat mengeluh kalau perutnya mual dan sakit akibat diare. Setelah kami makan siang, kawanku ini langsung meminum obat lagi. Aku memilihkan beberapa obat yang harus ia minum sesuai dengan kondisinya. Namun sayang, tak ada obat mual ataupun obat diare. Yang ada hanya obat pereda panas dan vitamin.

    Kemudian kami kembali ke kamar kawanku agar ia bisa segera istirahat. Ia masih merasakan sakit di kepala dan badannya. Aku memutuskan untuk memijatnya lagi. Kami sambil berbincang-bincang dan membahas hal yang tak penting. Sampai kepada satu momen ia bertanya tentang kesanku terhadap kamar kostannya. Aku langsung menjawab bahwasannya keadaan kamar kostnya ini sangat tidak layak untuknya. Walau banyak ruang terbuka namun udara yang terasa sangat panas.

    Hari semakin sore, aku harus kembali ke penginapan. Namun sebelum aku pergi, aku membelikan beberapa keperluan seperti makanan dan plester pereda demam untuk kawanku.

    Keesokan harinya kawanku memintaku untuk mengantarkannya ke klinik atau dokter terdekat. Aku segera menjemputnya ke kost, dan menyuruhnya sarapan terlebih dahulu. Kondisinya sudah lebih mendingan dibanding kemarin. Sudah agak kembali gagah seperti sedia kala wkwkwkwk (ewwww). Kami menuju ke klinik kampus kawanku terlebih dahulu. Namun sayang, klinik itu baru akan melayani pasien umum sekitar jam satu siang. Lalu kami memutuskan untuk ke Rumah Sakit Umum terdekat. Sayangnya antriannya sangat panjang dan kami takut kekurangan uang (wkwkwkw). Akhirnya kami pindah mencari klinik yang lain. 

    Kami menuju apotek untuk membeli beberapa obat-obatan sekaligus menanyakan tentang layanan klinik yang tersedia di apotek tersebut. Sayang seribu sayang klinik itu juga baru akan dibuka siang hari huft, lagi-lagi sangat disayangkan. Yasudahlan kami hanya bisa membeli obat yang tersedia di apotek itu. Obat yang kami belo cukup banyak. Kawanku sampai khawatir jika kami tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar obat-obat itu. Benar saja, kekhawatiran kawanku terjadi. Uang kamu kurang (wkwkwkwk haduh benar benar). Untuk mengakalinya kami mengurangi pembelian obat. Setelah membayar, kami langsung menuju kost kawanku lagi.

    Aku pamit sebentar kepadanya untuk membenahi barangku yang masih berada di penginapan. Karena satu jam lagi aku harus segera Check-Out. Setelah berbenah dan memastikan tidak ada barangkau yang tertinggal, aku langsung menuju kost kawanku dan menitipkan barangku di sana. Kami makan siang. Aku membeli beberapa buah juga. Setelah sesi makan siang itu, aku dan kawanku mengobrol sebentar. Itu adalah momen paling menjengkelkan karena saat itu adalah saat-saat dimana dia tidak bisa menahan untuk tidak membuang angin alias qentud. Brat bret brot brat bret brot bunyinya sangat nyaring. "Sialan" kataku kepadanya. Aromanya sangat tidak sedap. Seperti aroma bunga, bunga bangkai. Sangat sangit. HIH aku sangat benci.

    Waktu sudah menunjukan jam satu siang. Kami bergegas menuju klinik kampus untuk memeriksakan keadaan kawanku. Disana dia diberikan beberapa obat-obatan lagi untuk dikonsumsi (yaiyalah ya masa untuk di buang). Setelah itu kami langsung mencari makan siang. 

    Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Hari itu adalah hari terakhir aku di Solo. Aku sudah harus kembali ke Depok pukul setengah tiga sore. Dengan berat hati karena harus meninggalkan kawanku, aku segera berpamitan dengannya. Yah semoga keadaannya makin membaik setelah ini. Aku bergegas menuju lokasi agen bus dengan mengendarai sepeda motor yang aku sewa. Aku juga mengabari pihak penyewaan motor agar dapat segera mengambil motornya di lokasi yang sudah aku tentukan. 

    Sesampainya di lokasi, aku langsung bertemu dengan kurir yang akan mengambil motor sewaan itu. Sebelumnya aku sempat memeriksa kelengkapan motor. Aku baru sadar, masih ada satu yang kurang yaitu STNK. Sontak aku langsung menghubungi kawanku perihal keberadaan STNK motor itu. Untungnya dia yang menyimpannya. Lalu dia segera memesan ojek online untuk mengantarkan STNK ke tempatku (kasihan :( baru juga mendingan). Untungnya kawanku sampai tak begitu lama.

    Setelah selesai bertransaksi dengan pihak penyewaan motor, kawanku ini tak langsung pulang karena ia ingin makan cemilan yang baru saja ia beli di lokasi tempat aku berada.  Namun setelah menyelesaikan santapannya itu kawanku masih saja duduk disampingku. Mungkin ia ingin istirahat sejekak, pikirku. Namun karena kondisinya masih belum baik, aku cukup mengkhawatirkannya kemudian aku sempat bilang.

"Kalo lu mau pulang, gapapa pulang aja."

lalu ia membalas "iya, entar."

Sekitar 20 menit kemudian bus yang akan aku tumpangi datang. Lalu aku langsung mengucapkan selamat tinggal kepada kawanku. Barulah kemudian kawanku ini memesan ojek online untuk kembali pulang ke kost nya,

    Sungguh pengalaman yang sangat membagongkan (udah mana gua dikentutin mulu). Namun terlepas dari itu semua, semoga kawan baikku ini bisa mendapatkan kebahagiannya suatu hari nanti di tempat yang baru.

Gaada pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita ini sebenernya wkwk. Cuma cerita dua orang dungu yang niatnya mau hiling-hiling kembang pasir tapi yang satu malah sakit dan yang satu lagi jadi korban pengentutan yang lainnya. Hadeh. Mending kalian baca cerita yang lebih bermanfaat ya


CHERIO

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Posesif

Ditinggalkan Diri Sendiri

Love is a Game